11112024

Mycovir Melindung Kurma dari Fusarium dan Cekaman Lingkungan

Pohon kurma ( Phoenix dactylifera L.) dikenal sebagai tanaman buah penting dalam skala global, menawarkan keuntungan lingkungan dan nutrisi yang unik. Spesies pohon ini memiliki janji besar dalam memerangi pemanasan global dengan secara efektif menyerap karbon dioksida, melampaui kemampuan banyak pohon lainnya. 

Selain itu, buah kurma menawarkan serangkaian nutrisi penting yang kaya, menjadikannya pilihan makanan yang ideal, dengan manfaat kesehatan potensial yang cukup besar. Di Timur Tengah dan Afrika Utara, pohon kurma mengasumsikan peran penting, tidak hanya secara ekonomi dan ekologis, tetapi juga secara sosial, berfungsi sebagai sumber pendapatan penting bagi petani. Lebih jauh lagi, budidaya pohon kurma menumbuhkan iklim mikro yang baik, membuat pertanian layak bahkan dalam kondisi gurun yang keras. 

Sama dengan sawit pohon kurma menghadapi berbagai tantangan yang membahayakan keberlanjutannya. Perubahan iklim telah memaksakan efek kumulatif, dan salinitas tanah, yang disebabkan oleh faktor-faktor termasuk keterbatasan sumber daya air, peningkatan salinitas air irigasi, dan berkurangnya pembuangan air drainase di lahan pertanian, muncul sebagai ancaman mendesak bagi petani kurma.  

Belajar dari kasus khusus yang menggambarkan tantangan ini adalah oasis Figuig di bagian tenggara Maroko, yang menderita ancaman signifikan terhadap efisiensinya dan keanekaragaman hayati. Kelangkaan sumber daya air karena perubahan iklim, bersama dengan salinitas tanah dan keberadaan layu Fusarium (penyakit Bayoud)yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. sp. Albedinis memperburuk situasi.

Menghadapi tantangan-tantangan ini, dan dengan tujuan mengurangi efek buruk dari stres biotik dan abiotik tanpa menggunakan teknik-teknik modern yang mahal, penting untuk memfokuskan penelitian pada pendekatan-pendekatan alternatif seperti penggunaan mikroorganisme bawah tanah yang mungkin untuk meningkatkan pertumbuhan pohon kurma di lingkungan-lingkungan yang rapuh ini. 

Di antara mikroorganisme-mikroorganisme ini jamur mikoriza arbuskular (AMF) dengan merek dagang Mycovir yang hidup dalam simbiosis dengan mayoritas tanaman pertanian dan hortikultura yang penting, sangat menarik. Jamur-jamur ini memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman di lingkungan-lingkungan yang penuh tekanan.

Dalam kondisi-kondisi kering, misalnya, tanaman-tanaman yang dikolonisasi oleh AMF telah menunjukkan toleransi kekeringan yang lebih besar dan akses yang lebih baik terhadap fosfor daripada tanaman-tanaman yang tidak dikolonisasi. AMF yang ada dalam produk Mycovir juga dapat meningkatkan stabilitas agregat tanah yang sangat penting dalam tanah-tanah berpasir yang rawan erosi. Dalam ekosistem-ekosistem gurun yang ekstrem, AMF memainkan peran kunci dalam perkembangan vegetasi. Misalnya saja, inokulasi dengan AMF terbukti mampu meningkatkan penyerapan air dan nutrisi pada tanaman sukulen gurun.

Penelitian oleh Meddich et al. mengungkapkan peran penting AMF asli yang diisolasi dari kebun palem Aoufous dalam toleransi pohon kurma terhadap defisit air dan penyakit busuk daun Fusarium . AMF ini juga bertindak sebagai bioindikator, karena karakteristik tanah pertanian dapat ditentukan berdasarkan komunitas jamur mikorizanya. Meskipun menarik dan penting, AMF jarang digunakan di pertanian, sebagian karena ketidakcocokan isolat yang diperkenalkan dengan karakteristik tanah setempat yang menyebabkan hilangnya inokulan yang diperkenalkan. 

Oleh karena itu, akan lebih bijaksana untuk memilih isolat asli, yang beradaptasi dengan kendala lingkungan. Memang, adaptasi inokulan AMF terhadap kondisi lingkungan tertentu telah didokumentasikan secara luas. Telah ditunjukkan bahwa AMF bekerja paling baik ketika kondisi eksperimen paling mirip dengan lingkungan aslinya. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa AMF yang diisolasi dari ekosistem gurun lebih mampu beradaptasi terhadap kondisi stres yang ada dan mungkin menunjukkan kemampuan fisiologis yang unik. Sumber: Gagaou, dkk (2023).

image0

MYCOVIR KENDALIKAN GANODERMA SEJAK DINI

Pencegahan Ganoderma sangat efektif dengan pemberian pupuk fungi
MIKORIZA pada tanamanan kelapa sawit sejak dini. Saat tahap pembibitan
telah diberikan produk (pupuk) fungi MIKORIZA, dari PT Myco Agro Lestari
dengan merek MYCOVIR.

Dibalik tanaman tak terkecuali tanaman kelapa sawit yang dibudidaya yang sehat dan berproduktivitas tinggi terdapat akar yang sehat,” pesan John Travol Surtijo, General Manager, PT Myco Agro Lestari. Pesan itu disampaikan melalui keterangan tertulis yang diterima tim redaksi Majalah Sawit Indonesia beberapa waktu lalu. Pesan tersebut disampaikan sebagai pengingat kepada para pembudidaya tanaman kelapa sawit yang saat ini tengah menghadapi tantangan yakni serangan Ganoderma. Seperti diketahui, Ganoderma merupakan penyakit yang ada di tanaman kelapa sawit. Jamur ini bagian dari tanaman kelapa sawit terutama pangkal batang, yang menyebabkan busuk dan menyebabkan kematian tanaman kelapa sawit. Jika serangan penyakit ini (red-jamur ganoderma sp) tidak segera dikendalikan akan berdampak buruk bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit, dari sisi ekonomi.

Oleh karena itu, penting bagi petani kelapa sawit untuk mengenal lebih dini gejala awal penyakit ini agar dapat menerapkan berbagai tindakan pencegahan dan penanggulangan yang tepat. Bagaimana pencegahan yang efektif? Salah satunya dengan memberikan imunisasi pada tanaman kelapa sawit, melalui akar dengan pupuk fungi MIKORIZA. Langkah dan upaya ini dinilai cukup baik, karena pengaplikasiannya melalui akar. Dari informasi yang ada, akar adalah organ tumbuhan yang berperan penting dalam menahan berdirinya tumbuhan, dan menyerap air serta nutrisi ke dalam tubuh tumbuhan, yang memungkinkannya tumbuh lebih tinggi dan cepat.

John Travol Surtijo menjelaskan untuk pencegahan Ganoderma sangat efektif dengan pemberian pupuk fungi MIKORIZA pada tanamanan kelapa sawit sejak dini. Saat tahap pembibitan telah diberikan produk (pupuk) fungi MIKORIZA.

“Pemberikan pupuk fungi MIKORIZA sebagai langkah imunisasi tanaman kelapa sawit.
Seperti halnya pemberikan imunisasi pada anakanak, supaya tumbuh sehat dan kebal terhadap berbagai kemungkinan serangan penyakit. Hal itulah yang seharusnya dilakukan oleh para pekebun untuk menciptakan tanaman yang sehat sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi,” jelasnya, melalui keterangan tertulis “Pemberian MYCOVIR pada saat nursery (saat memindahkan bibit dari pre nursery ke dalam polybag main nursery) dan saat transplanting ke lahan (saat memindahkan bibit dari main nursery ke lahan perkebunan),” tambah John.

Pemberian MYCOVIR pada pembibitan sangatlah penting karena MYCOVIR hidup bersimbiosis mutualisme (saling menguntungkan) dengan akar tanaman. MYCOVIR mendapatkan energi dari eksudat yang dihasilkan akar sehingga jamur lain yang berbahaya tidak dapat lagi hidup dan sebagai tempat melengkapi daur hidupnya.
Dengan begitu tanaman kelapa sawit yang sudah mendapat MYCOVIR dapat meningkatkan ketahanan terhadap patogen akar.
Sehingga akar yang bersimbiosis dengan MYCOVIR akan meningkatkan ketahanan terhadap serangan patogen yang salah satunya adalah serangan Ganoderma.
Jadi setelah sawit ter infeksi MYCOVIR maka akan terjaga dari serangan Ganoderma.

Diketahui, MYCOVIR merupakan salah satu produk pupuk hayati fungi MIKORIZA yang diproduksi oleh PT. Myco Agro Lestari. Bahkan, perusahaan pupuk ini sebagai salah satu produsen perintis produk Mikoriza buatan Indonesia. Dijelaskan, John, bagi pelaku usaha perkebunan kelapa sawit baik pekebun rakyat maupun perusahaan, akan mendapatkan nilai saat menggunakan pupuk MYCOVIR. “Selain meningkatkan ketahanan terhadap Ganoderma, pemberian MYCOVIR mempunyai banyak manfaat lain membantu mengatasi masalah ketersediaan fosfat melalui dua cara, pengaruh langsung melalui jalinan hifa eksternal yang diproduksinya secara
intensif sehingga tanaman bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara dan air dan pengaruh tidak langsung,” jelasnya.
John Travol menjelaskan bahwa mikoriza dapat memodifikasi fisiologis akar sehingga dapat mengeksresikan asam-asam organik dan fosfatase ke dalam tanah. Fosfatase merupakan suatu enzim yang dapat mamacu proses mineralisasi fosfat organik dengan mengkatalisis pelepasan fosfat dari kompleks organik menjadi kompleks anorganik.

“Sawit yang telah ‘terinfeksi’ MYCOVIR mempunyai daya tahan terhadap kekeringan. Akar memiliki kesulitan dalam mengambil air apabila rongga-rongga tanah lebih kecil daripada diameter akar. Namun, berbeda pada tanaman yang ber MYCOVIR dapat melakukan pengambilan air yang lebih baik karena hifa masih dapat bekerja untuk mengambil air di rongga tersebut.Hifaitu sendiri berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan akar dengan lengas tanah, sehingga aliran air ke akar dapat terpelihara,” lanjutnya. Selain memproduksi pupuk hayati MIKORIZA dengan merek MYCOVIR, PT Myco Agro Lestari terus berinovasi dengan pengembangkan produk terbaru dalam mendukung sektor perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dalam upaya mendukung program sawit hijau, Lestari dan pengurangan
emisi karbon dan methan PT. Myco Agro Lestari akan memproduksi MYCOVIR PLUS. “Pupuk inovatif dengan formula fungi mikoriza yang diperkaya nutrisi dan mampu menyerap karbon lebih banyak sehingga dapat mengurangi emisi bahan bakar fosil global tahunan. Saat ini masih dalam uji laboratorium, kita Tunggu aja anggal
mainnya,” terang John masih dalam keterangan tertulis.

“Untuk mempertahankan kualitas produk hingga saat ini, kami menerapakan prosedur yang ketat untuk kontrol produk. Dengan Quality Control (QC) yang ketat
dalam pemilihan bahan baku, proses pembuatan dan penambahbaikkan dalam setiap proses,” tambahnya.
Tidak hanya memproduksi pupuk hayati Mikoriza, PT Myco Agro Lestari juga memiliki layanan purna jual untuk konsumen. Salah satunya dengan melakukan kunjungan rutin ke konsumen yang menggunakan MYCOVIR.
“Layanan tersebut untuk memastikan tingkat infeksi dari MYCOVIR dibandingkan dengan infeksi Ganoderma.
Pengambilan sampel tanah dan akar diperiksa di Lab Mycovir dan diinformasikan ke pelanggan untuk rekomendasi selanjutnya,” jelas John.
Bahkan, produk (pupuk) yang diproduksi sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan pertimbangan pelaku usaha perkebunan kelapa sawit memilih pupuk hayati mikoriza. Diungkapkan John, dari hasil studi oleh perusahaan sawit terkemuka di Indonesia dan Malaysia selama tiga tahun dan saat ini masih berlanjut untuk aspek lainnya. “Menunjukkan bahwa produk kami MYCOVIR merupakan produk Mikoriza dengan tingkat infeksi tertinggi dan tercepat dengan rata-rata lebih dari 90 persen. Artinya fungi Mikoriza yang ada dalam MYCOVIR paling Jagur, cepat menginfeksi, berkembangbiak dalam akar dan cepat dalam memproteksi sawit dari serangan Ganoderma dibanding empat produk serupa merek lainnya. Jadi tidak semua produk Mikoriza, fungi Mikoriza yang ada didalamnya bisa meng infeksi secepat dan sebanyak MYCOVIR. Ini menjadi keunggulan produk kami dibanding produk lain,” ungkapnya.

Sebagai produsen (PT Myco Agro Lestari), tentu dalam penjualan produk memerlukan kantor cabang/perwakilan agar dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pasar. Saat ini, PT Myco Agro Lestari mempunyai kantor perwakilan atau workshop yang melayani penjualan MYCOVIR. Ada tujuh perwakilan di Indonesia, yaitu di Jakarta, Medan, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah. Meski sudah memiliki tujuh kantor perwakilan penjualan, namun untuk pangsa pasar yang baru digarap masih relative kecil jika dibanding dengan potensi pasar yang ada.
“Pangsa pasar yang saat ini digarap oleh PT. Myco Agro Lestari masih relatif kecil dibanding besarnya potensi produk ini di Indonesia.

Tetapi, permintaan industri sawit cukup baik dan stabil terhadap produk Mycovir baik dari perusahaan kebun swasta nasional, maupun langsung dari petani sawit,” kata John. “Dan, untuk meningkatkan penjualan strategi pihak PT Myco Agro Lestari melakukan upaya terus berusahaa untuk menjaga kualitas produk serta meningkatkan layanan purna jual yang lebih baik lagi kepada konsumen pengguna Mycovir, dengan memastikan jumlah spora dan daya infeksinya tinggi. Dan, akan terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada seluruh konsumen kami,” ambahnya.
Maka, sangat dimungkin atas kinerja PT Myco Agro Lestari dalam memproduksi produk mendapatkan penghargaan. Penghargaan tersebut diberikan oleh Majalah Sawit
Indonesia Award 2023. “Kami sangat berterima kasih dan bersyukur atas penghargaan ini. Semoga penghargaan ini selalu menjadi pengingat bagi kami untuk selalu meningkatkan kinerja, kualitas produk serta layanan kami,” tutup John Travol dalam keterangannya.
(Qayuum Amri) – Majalah SawitIndonesia